Pelajari berbagai kesalahan umum dalam titrasi dan cara mencegahnya agar hasil uji laboratorium tetap akurat, presisi, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pengertian Umum
Titrasi merupakan salah satu metode analisis kimia yang paling banyak digunakan untuk menentukan konsentrasi suatu larutan secara akurat. Meski terlihat sederhana, menuangkan titran ke dalam sampel hingga terjadi perubahan warna atau mencapai titik ekuivalen, proses ini sebenarnya membutuhkan ketelitian tinggi, standar operasional yang benar, serta kondisi alat dan bahan yang sesuai.
Melalui artikel ini, kita akan membahas berbagai kesalahan umum yang sering terjadi saat melakukan titrasi, dampaknya terhadap hasil, serta langkah pencegahan agar proses titrasi tetap akurat dan presisi.
1. Kesalahan pada Persiapan Alat dan Bahan
a. Buret Tidak Bersih atau Tidak Terbilas
Buret yang tidak bersih dapat meninggalkan residu yang memengaruhi volume maupun reaksi kimia saat titrasi berlangsung. Contohnya, sisa larutan alkali di dalam buret bisa mengubah konsentrasi titran asam saat proses berlangsung.
Cara mencegah:
Bilas buret dengan larutan titran sebelum digunakan.
Pastikan kaca buret tidak buram, retak, atau menahan tetesan.
b. Pipet Volume Tidak Dikondisikan
Pipet yang kering atau tidak dibilas dengan sampel dapat menyebabkan volume sampel yang masuk menjadi tidak tepat.
Solusi:
Kondisikan pipet dengan sampel sebanyak 2–3 kali sebelum mengambil volume yang akan dianalisis.
c. Larutan Standar Tidak Tepat Konsentrasinya
Kesalahan dalam pembuatan larutan standar, baik karena kesalahan penimbangan atau kesalahan pengenceran, akan menghasilkan data yang salah dari awal.
Cara mencegah:
Gunakan air bebas CO₂ bila diperlukan (untuk titrasi alkali).
Gunakan timbangan analitik dengan kalibrasi rutin.
Catat proses pembuatan larutan dalam worksheet untuk memudahkan verifikasi.
2. Kesalahan Pengamatan Titik Akhir
a. Salah Menginterpretasi Warna Titik Akhir
Titrasi tertentu memiliki perubahan warna sangat halus, sementara beberapa lainnya membutuhkan indikator khusus. Kesalahan membaca titik akhir akan membuat volume titran berlebih atau kurang.
Contoh yang sering terjadi:
Fenolftalein sering dianggap berubah warna terlalu cepat.
Methyl orange memiliki perubahan warna yang redup, sehingga butuh konsentrasi penuh.
Cara mencegah:
Lakukan titrasi blanko untuk mengenali perubahan warna.
Gunakan pencahayaan cukup tanpa bias warna.
Untuk analisis kritis, gunakan titrasi potensiometri agar titik ekuivalen terbaca secara elektronik.
b. Overshooting
Pengguna tidak mengontrol laju tetesan saat mendekati titik akhir, sehingga volume titran melewati titik ekuivalen.
Solusi:
Kurangi laju titran saat mendekati titik akhir.
Gunakan buret digital bila tersedia agar akurasi lebih terjaga.
3. Kesalahan Teknik Pelaksana Titrasi
a. Meneteskan Terlalu Cepat
Tetesan yang terlalu cepat membuat reaksi belum selesai sebelum tetesan berikutnya masuk, sehingga volume titran yang diperlukan menjadi tidak akurat.
Pencegahan:
Teteskan perlahan dan homogenkan larutan setelah setiap beberapa tetes.
b. Tidak Mengaduk Sampel Secara Konsisten
Kurangnya pengadukan membuat sebagian reaksi belum berlangsung dan sebagian sudah selesai, sehingga data menjadi tidak presisi.
Solusi:
Gunakan magnetic stirrer.
Bila mengaduk manual, lakukan dengan ritme yang seragam.
c. Posisi Mata Tidak Sejajar Meniskus
Kesalahan paralaks (parallax error) terjadi saat membaca volume pada buret tidak sejajar dengan garis mata.
Pencegahan:
Pastikan posisi mata setinggi meniskus.
Gunakan label penunjuk tinggi untuk membantu pembacaan.
4. Kesalahan Lingkungan dan Kondisi Ruangan
a. CO₂ dari Udara Masuk ke Larutan
Titrasi basa seperti NaOH sangat mudah menyerap CO₂ dari udara. Hal ini mengubah konsentrasi larutan dan hasil titrasi menjadi meleset.
Solusi:
Simpan larutan dalam botol tertutup rapat.
Gunakan stopper dengan soda lime untuk menyerap CO₂.
b. Suhu Ruangan Tidak Stabil
Kenaikan suhu dapat meningkatkan volume larutan (ekspansi) sehingga memengaruhi pembacaan volume.
Pencegahan:
Gunakan ruangan ber-AC.
Konsistenkan suhu ±25°C untuk analisis tertentu.
5. Kesalahan Perhitungan Matematis
a. Salah Memasukkan Rumus atau Satuan
Kesalahan paling klasik namun paling sering terjadi adalah salah menuliskan konsentrasi, volume, atau faktor pengali.
Cara mencegah:
Lakukan penghitungan ganda (double check).
Gunakan worksheet digital otomatis untuk mencegah human error.
b. Tidak Melakukan Titrasi Duplo atau Triplo
Melakukan satu titrasi saja tidak cukup untuk memastikan presisi. Duplo atau triplo diperlukan untuk melihat konsistensi.
Pencegahan:
Standarisasi SOP titrasi minimal duplo.
Bila deviasi di atas batas, ulangi dari awal.
Dampak Titrasi yang Gagal
Titrasi yang tidak akurat dapat mengakibatkan:
Salah menentukan konsentrasi bahan kimia
Kesalahan dalam pemenuhan baku mutu lingkungan
Kesalahan perhitungan dosis kimia (misalnya pada koagulasi-flokulasi)
Data laboratorium yang tidak dapat dipertanggungjawabkan
Kerugian biaya dalam proses produksi atau pengolahan limbah
Bagi laboratorium profesional, konsistensi akurasi adalah sebuah keharusan karena data digunakan untuk keputusan teknis dan regulasi.
Cara Ganeca Lab Mencegah Kegagalan Titrasi
Sebagai laboratorium pengujian lingkungan berbasis standar nasional dan internasional, Ganeca Lab menerapkan:
• SOP Titrasi Ketat dan Terstandar
Semua prosedur mengacu pada SNI, APHA, atau metode internasional lain yang relevan.
• Kalibrasi Rutin Alat
Buret, pipet, hingga timbangan dikalibrasi berkala untuk memastikan akurasi.
• Pengendalian Mutu (QC) Harian
Meliputi:
Blanko
Duplo
Recovery
Standarisasi larutan setiap hari
• Teknisi dan Analis Berpengalaman
Mengutamakan akurasi, presisi, dan ketertelusuran data.
• Pelaporan Data yang Transparan
Setiap hasil uji berbasis pada quality control sheet sehingga hasil uji dapat dilacak dan diverifikasi.
Titrasi adalah metode analisis yang sangat bergantung pada ketelitian. Mulai dari kebersihan alat, teknik titrasi, kondisi ruangan, hingga perhitungan akhir. Semuanya harus dilakukan dengan standar yang benar. Kesalahan sekecil apa pun dapat membawa dampak besar pada hasil analisis.
Dengan menerapkan prosedur yang benar dan sistem kendali mutu yang ketat, titrasi dapat menghasilkan data yang akurat, konsisten, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Untuk kebutuhan uji kualitas air yang presisi dan terpercaya, Ganeca Lab hadir sebagai mitra laboratorium yang menjunjung tinggi akurasi dan integritas data.
Nilai pH air menentukan tingkat keasaman dan kebasaan yang memengaruhi kesehatan manusia, ekosistem, hingga proses industri. Pelajari pentingnya pH dalam menilai kualitas air. Mengapa pH Air Harus Diperhatikan? Ketika membahas kualitas air, sebagian besar orang hanya fokus pada tampilan fisik seperti warna, bau, dan kejernihan. Padahal, air yang terlihat bersih belum tentu aman secara kimia. […]
Penambangan batu bara dapat memicu terbentuknya air asam tambang yang mencemari lingkungan. Ketahui penyebab, dampak, dan solusi pengelolaannya bersama Ganeca Lab. Latar Belakang Batu bara merupakan salah satu sumber energi utama yang banyak digunakan di berbagai sektor industri. Namun, di balik manfaat ekonominya, aktivitas penambangan batu bara juga menyimpan potensi risiko lingkungan yang tidak bisa […]
Workshop ini mengacu pada ketentuan SNI ISO/IEC 17025:2017, yang menjadi pedoman bagi sistem manajemen laboratorium pengujian dan kalibrasi. Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di laboratorium merupakan aspek yang tidak dapat diabaikan dalam kegiatan pengujian dan penelitian. Lingkungan laboratorium yang melibatkan bahan kimia berbahaya, peralatan listrik, agen biologis, hingga tekanan tinggi memiliki potensi bahaya […]